Sabtu, 31 Maret 2012

Pekerja dengan Tingkat Konsumsi Energi Defisit Rentan Terhadap Kelelahan


Baru saja kemarin mempresentasikan hasil penelitian saya pada Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Sekalian saja deh, saya publish artikel saya di blog ini, tentu saja dengan modifikasi populer.

Kelelahan pada Pekerja

Kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang sering dialami oleh tenaga kerja setelah melakukan suatu aktivitas. Kelelahan kerja akan menurunkan kondisi fisik seseorang secara umum serta permasalahan kesehatan lainnya.. Penelitian yang dilakukan oleh Hoof et al (2007), pada pekerja di Belanda, menemukan bahwa kelelahan akan menyebabkan ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan dalam bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Linford et al (2006) menemukan adanya gangguan pada anggota gerak atas pada pekerja wanita di bagian Klinik Perawatan Gigi di Inggris.
Kelelahan setiap individu akan berbeda tetapi semua akan berpengaruh terhadap penurunan kapasitas kerja,hilangnya efisiensi dan ketahanan tubuh. Kelelahan dapat disebabkan oleh banyak faktor yang berlangsung terus dan terakumulasi. Kelelahan disebabkan oleh faktor-faktor antara lain: besarnya tenaga yang dikeluarkan, frekuensi dan lama kerja, cara sikap dalam kerja, jenis kelamin, umur, lingkungan kerja, stres psikologis, konsumsi gizi, dan kondisi kesehatan seseorang.

Pengaruh Gizi Terhadap Kelelahan

Gizi kerja adalah zat-zat gizi  yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan.  Tujuannya adalah tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

Gizi pada pekerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh pemilik perusahaan karena tercukupinya gizi selama bekerja akan dapat menurunkan kelelahan dan meningkatkan kapasitas kerja.

Penelitian tentang gizi kerja hubungannya dengan kelelahan dilakukan oleh Dyahumi dan Nur Ulfah (2011) pada salah satu Perusahaan penghasil bulu mata palsu di Purbalingga. Penelitian ini dilakukan pada 52 orang pekerja di bagian Knitting , yaitu bagian penempelan bulu mata. Pada bagian ini pekerja harus bekerja selama 7 jam dalam sehari dengan posisi  badan monoton yaitu condong ke depan secara terus-menerus saat menata bulu mata sehingga sangat rentan terhadap terjadinya kelelahan.

Hasilnya menunjukkan sebanyak 63,5 % mengalami kelelahan berat. Bagian tubuh yang paling banyak mengalami kelelahan adalah mata, bahu, pinggang, dan punggung. Selain itu sebanyak 50 % pekerja mengalami defisit konsumsi energi. Setelah diuji dengan menggunakan analisis Regresi Logistik dapat disimpulkan bahwa pekerja yang mempunyai tingkat konsumsi energi defisit akan mempunyai probabilitas 75,57 % (apabila variabel yang dimasukkan hanya energi dan protein ) atau 77,8 % ( apabila variabel yang dimasukkan energi,protein dan anemia) untuk terjadinya kelelahan.

Konsumsi energi yang defisit akan berdampak pada berkurangnya pasokan glikogen dan oksigen kepada jaringan otot, akibatnya  otot akan sulit untuk melakukan kontraksi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak aktivitas fisik yang melibatkan fungsi otot, maka akan semakin banyak energi yang diperlukan.
Upaya untuk mengurangi terjadinya defisit konsumsi energi  pada pekerja melalui usaha perbaikan gizi pekerja. Sebaiknya ada penyediaan makan khusus yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan kontrol oleh seorang ahli gizi profesional, sehingga para pekerja dapat memenuhi konsumsi energi sesuai dengan angka kebutuhan gizinya. Selain itu juga ada upaya untuk mengurangi terjadinya sakit/keluhan setelah bekerja melalui penyediaan meja dan kursi kerja yang lebih memenuhi persyaratan ergonomis, serta pemeriksaan kesehatan rutin.

Sumber:

Purnamasari, Dyah Umiyarni dan Nur Ulfah. 2012. Pengaruh Konsumsi Energi dan Protein Terhadap Kelelahan pada Pekerja Wanita di Industri Bulu Mata Palsu. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Unsoed. Purwokerto 31 Maret 2012 ISBN: 978-602-98319-1-6

Purnamasari,Dyah Umiyarni dan Nur Ulfah. 2011. Pengembangan Model Perbaikan Kesehatan Dan Gizi Untuk Menurunkan Tingkat Kelelahan Pada Pekerja Wanita. Prosiding Seminar Nasional Puslit Gizi dan Pangan LPPM Unsoed. Purwokerto  23-24 Nopember 2012 ISBN : 978-979-9204-51-6


Kamis, 29 Maret 2012

6 Kesalahan Saat Mengobati Diri Sendiri (self medicine)

Di tengah himpitan ekonomi, banyak masyarakat berupaya melakukan pengobatan terhadap dirinya sendiri (self medicine). Mengobati diri sendiri boleh-boleh saja, asalkan dilakukan dengan baik dan benar.
Demikian disampaikan Prof. DR. dr. Rianto Setiabudy SpFK dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam diskusi bertema 'Penggunaan Obat yang Rasional"  Kamis (29/3/2012) di Jakarta.
"Pengobatan diri sendiri akan sangat bermanfaat karena dapat menghemat waktu dan biaya transpor, mengurangi biaya konsultasi dokter, dan sebagian penyakit di masyarakat tergolong penyakit yang cepat sembuh sendiri," katanya.
Rianto menjelaskan, penyakit yang boleh diobati sendiri oleh orang awam memiliki ciri di mana penyakit biasanya bersifat ringan, akan sembuh sendiri dalam waktu singkat dan tidak berbahaya. Penyakit tersebut misalnya batuk pilek tidak lebih dari 5 hari, diare ringan selama beberapa hari, sakit kepala ringan, sembelit dan sukar tidur.
"Tetapi kadang kita harus hati-hati. Biarpun demam baru satu hari tapi kalau kejang, harus segera dibawa kedokter, karena ini bukan demam biasa," katanya.
Rianto mengingatkan, ada sejumlah penyakit yang tidak boleh diobati sendiri oleh orang awam. Cirinya, penyakit ini biasanya cenderung menjadi berat, tidak sembuh sendiri (walaupun tidak terasa sakit). Misalnya, hipertensi, diare hebat, kencing manis, kanker, penyakit ginjal dan jantung.
Meski begitu, Rianto menegaskan tidak semua orang mampu menerapkan praktik pengobatan diri sendiri secara benar. Ia menyebutkan, ada beberapa contoh kesalahan yang lazim dilakukan masyarakat dalam mengobati dirinya sendiri :
1. Mangobati flu, batuk, pilek dengan antibiotika.
"Ini sangat buruk dan manfaatnya tidak ada sama sakali. Tidak ada virus yang dapat diobati dengan antibiotika," katanya.
2. Penggunaan vitamin secara belebihan
Rianto mengungkapkan, hasil riset The National Cancer Institute di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang setiap hari mengonsumsi lebih dari 1 macam multivitamin lebih besar risikonya menderita kanker prostat. "Meskipun kebenaran hasil penelitian tersebut masih diperdebatkan kalangan ilmuwan," ungkapnya.
3. Menyisakan obat untuk "sakit yang akan datang"
Dalam beberapa kasus, Rianto mengamati, banyak pasien yang tidak menghabiskan obat yang diresepkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Misalnya, obat yang seharusnya dihabiskan dalam waktu seminggu, namun hanya diminum sampai hari ke empat (karena merasa badan sudah agak baikan), lalu sisanya disimpan dan dipakai kalau penyakitnya kembali kambuh.
4. Menggunakan obat dokter yang terlihat manjur untuk orang lain
"Jangan karena melihat teman atau saudara bisa sembuh dengan mengonsumsi obat dari pemberian dokter, lantas kita ikut-ikutan meminumnya," ucapnya. Menurut Rianto, meskipun penyakit yang kita derita sama dengan orang lain, tetapi belum tentu obatnya sama. Karena tingkat keparahan penyakit setiap orang berbeda-beda.
5. Membeli obat keras tanpa resep dokter
Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, akses mendapatkan obat di Indonesia masih terlalu mudah. Bahkan obat yang seharusnya hanya dapat dibeli dengan resep dokter, dapat dengan mudah didapatkan di toko-toko obat. "Di Malaysia, kalau mau beli obat antibiotika harus pakai resep. Tapi kalau di Indonesia, tidak pernah ditanya resep. Maka sia-sia lah kita berteriak memerangi resistensi terhadap obat kalau sisitemnya masih seperti ini," jelasnya.
6. Mengobati sendiri penyakit berbahaya
Sampai saat, ini masih ada sebagian masyarakat yang lebih percaya pengobatan tradisional ketimbang pergi ke dokter, khususnya dalam mengobati penyakit berbahaya seperti misalnya, kanker, diabetes, jantung. (Kompas.com)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ahli: Jangan Obati Influenza dengan Antibiotik

Penggunaan antibiotik untuk mengatasi influenza adalah kesalahan karena jenis senyawa itu tidak bisa mematikan virus yang menjadi penyebab influenza, kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Rianto Setiabudy.

"Ini adalah kesalahan yang lazim dilakukan oleh orang-orang saat mereka ingin melakukan pengobatan sendiri," katanya dalam sebuah seminar kesehatan di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan, antibiotik hanya memberikan efek menekan atau menghentikan proses biokimia pada organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri atau kuman.

Sebelumnya dokter anak yang ahli dalam bidang pencernaan dan alergi dari Universitas Turku, Finlandia, Erika Isolauri juga menjelaskan bahwa antibiotik tidak selamanya baik karena mampu membunuh kuman-kuman baik yang berguna bagi tubuh.

"Probiotik adalah salah satu kuman baik yang terbunuh oleh antibiotik, padahal kita sangat membutuhkannya untuk meningkatkan imunitas tubuh," katanya. (Antaranews.com)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

3 Makanan yang akan dicoba di Korea


Makanan apa yang ingin saya cicip di Korea??Kenapa saya ingin Ke Korea? Alasanya ada banyak sekali dan untuk saya pribadi jujur, jika saya berkesempatan untuk menginjakan kaki disana saya akan  langsung berwisata kuliner untuk mencicipi 3 makanan asal Korea. Apakah itu? Ini dia ketiga makanan Korea yang ingin saya coba.
1.Kimchi
Kimchi
Kimchi, makanan Korea yang satu ini kerap saya coba membuatnya di rumah,  namun tetap saja makan langsung di Korea rasanya lebih berkesan. Di Indonesia sendiri Kimchi sangatlah terkenal dan populer, mungkin karena banyak orang Indonesia terbius demam Korea, jadi segala  bentuk yang berabau Korea pasti ingin dicobanya termasuk makanan korea yang satu ini. Alasan yang paling mendasar ialah saya suka kimchi dan saya akan berusaha membuat kimchi se’ciamik orang Korea.
 
Kimchi School
Nah selain itu ada sekolah kimchi di Korea tepatnya di Seoul, kita juga bisa belajar langsung membuat Kimchi. Tuh kan seru banget!! Pokoknya “Kimchi School” akan menjadi tempat tujuan saya untuk mengetahui bagaimana cara membuat Kimchi yang benar.
2.Tteok
 
Tteok
Makanan selanjutnya, saya akan mencoba Tteok. Tteok adalah salah satu makanan cemilan orang Korea yang terbuat dari tepung beras. Tteok ini disajikan dalam acara-acara besar seperti ulang tahun dan pesta besar.
Salah satu alasan saya ingin coba (lagi) makanan ini adalah ketika paman saya pulang dari Korea kemudian membawa oleh-oleh sekotak Tteok rasanya cukup lezat dan membuat saya ketagihan. Pada umumnya Tteok berbetuknya kecil, unik dan menarik. Di Korea sendiri kabarnya untuk mendapatkan makanan ini tidaklah sulit karena dijual di pasar-pasar atau bahkan toko khusus yang menjual Tteok. 
 
Museum Tteok
Selain ingin mencicipi Tteok, saya pun akan mencoba datang ke Museum Tteok yang terletak di Seoul. Kabarnya di museum ini terdapat aneka macam Tteok hingga kafe yang menyediakan aneka macam makanan Korea yang terbuat dari tepung beras. Wah sepertinya menarik dan wajib dikunjungi.
3.Toppoki
 
Toppoki
Terakhir, saya penasaran dengan Toppoki. Makanan ini terbuat dari tepung beras dipotong panjang-panjang kemudian disajikan dengan saus cabai. Menurut informasi yang saya peroleh makanan Korea yang satu juga sama terkenalnya dengan Kimchi. Alasan saya  ingin mencicipi makanan ini di Korea adalah bentuknya yang unik. Makanan ini mudah diperoleh di pingir jalan. Selain itu makanan ini selalu membuat saya penasaran karena sering muncul di serial drama.
Semoga ketiga makanan ini mampu membawa saya terbang ke Korea. Keunikan kuliner Korea memang wajib diacungi jempol, sebab makanan Korea terkenal dengan makanan yang sehat jadi untuk siapapun yang ingin mencicipinya tidak perlu khawatir lagi.

Selasa, 27 Maret 2012

Strawberry dapat melindungi kerusakan lambung

Buah yang bentuknya unik nan cantik menggemaskan dan sama seperti hati ini, yang jikalau sudah merah sangat menggoda rasanya, asam, segar dan manis. Pada zaman Yunani kuno, buah strawberry diangkat sebagai lambang cinta karena kemolekan dan keindahan sehingga resmi di angkat sebagai lambang cinta pada zaman itu. Sejak itulah buah strawberry mulai terkenal dan mendunia hingga kini.

Manfaat strawberry bagi kesehatan terbilang banyak. Buahnya yang berwarna merah menandakan bahwa buah ini kaya akan pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan yang tinggi. Karena kandungan antioksidannya yang tinggi itulah strawberry mempunyai khasiat yang sangat banyak, salah satunya adalah melindungi kesehatan atau kerusakan pada lambung. 

Dilansir oleh Genius Beauty, sekelompok ilmuwan dari Serbia Spanyol dan juga Italia percaya bahwa strawberry dapat melindungi kerusakan mukosa lambung akibat konsumsi alkohol. Dr. Sara Tulipani dari University of Barcelona memastikan bahwa efek positif yang diberikan oleh strawberry disebabkan oleh kandungan antioksidan alami.

Strawberry kaya Vitamin C, Serat, rendah kalori, folat, potassium, serta asam ellagic. Dengan mengkonsumsi delapan buah strawberry setiap hari, maka kebutuhan Vitamin C dan serat orang dewasa sudah tercukupi. Strawberry memiliki kandugan Vitamin C sebanyak 56,7 mg per 100 gram. Dan dalam penelitian juga ditemukan bahwa memasukkan strawberry dalam menu harian dapat mencegah penyakit lambung yang berkaitan dengan generasi radikal bebas dan bentuk lain dari oksigen aktif.

Ilmuwan memang dari dulu telah menemukan bahwa sangat banyak khasiat dari strawberry dan bahkan sudah menjadi pengetahuan biasa dalam dunia buah-buahan. Tetapi baru-baru ini ditemukan atau sekitar bulan januari yang lalu, bahwa para ilmuawan menemukan strawbeerry mampu memperlambat luka pada pemukaan kulit/selaput pada lambung (Ulfus).

Untuk menguatkan penelitian. Para ilmuwan membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari dan menjadikan tikus sebagai bahan percobaan, beberapa diantara tikus-tikus tersebut diberi 40 miligram ekstrak strawberry dengan per kilogram berat badan. Lalu tikus tersebut diberi minuman dan makanan yang telah dicampur alkohol. 

Setelah beberapa hari dan percobaan pun telah selesai, lalu para ilmuwan melakukan analisis pada perut tikus dan hasilnya bahwa tikus yang telah mengkonsumsi strawberry memeliki luka yang lebih kecil dari pada tikus yang tidak diberi makan strawberry. Dengan adanya hasil ini bahwa buah yang cantik ini ternyata mampu memperlambat atau mencegah kerusakan pada lambung terhadap siapa pun yang mengkonsumsi buah yang molek dan menggemaskan ini.

Sabtu, 24 Maret 2012

Bahan tambahan makanan yang mempengaruhi kesehatan

Berbagai industri  makanan terus mencari atau membuat bahan kimia baru yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan yang mereka buat untuk di pasarkan ke masyarakat, tetapi terkadang mereka kurang peduli bahwa kimia pengawet dapat mempengaruhi kesehatan kita. Diantaranya adalah bahan kimia untuk mencerahkan warna, meniru rasa, membuat makanan terlihat segar dan tahan lama. Bahan-bahan tersebut digunakan dalam semua makanan yang kita konsumsi setiap hari, termasuk roti, tahu, tempe, daging, produk susu, kerupuk, dan bahkan buah-buahan dan sayuran.

Ada lebih dari 3.000 bahan tambahan dalam makanan. Beberapa diantaranya dalam batas aman dan dapat di konsumsi, sementara yang lain berbahaya. Bahkan ada bahan tambahan tertentu yang dapat menyebabkan kanker.

Dan berikut ini adalah daftar beberapa bahan tambahan atau kimia buatan untuk makanan yang harus dihindari demi menjaga kesehatan dengan baik:

-Lemak/minyak terhidrogenasi: Hidrogenasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah minyak nabati dalam bentuk cair menjadi padat. lemak terhidrogenasi risiko obesitas dan penyakit kardiovaskular.

-Warna buatan makanan: Dapat menyebabkan asma, alergi dan hiperaktivitas.

-Sulfit (Sulfur Dioksida, Metabisulfite, dll): Terbukti dapat menyebabkan reaksi alergi dan asma.

-Gula dan Pemanis: Berhubungan degan rongga gigi, diabetes, lemak darah meningkat, risiko obesitas, dan kandida(penyakit jamur).
 
-Pemanis Buatan (Aspartam, Acesulfame K dan Sakarin): berhubungan dengan hiperaktif, masalah perilaku dan alergi. Disarankan anak-anak dan wanita hamil tidak mengkonsumsi pemanis buatan ini. Dan juga untuk orang yang memiliki fenilketonuria(
gangguan desakan autosomal genetis yang dikenali dengan kurangnya enzim fenilalanin hidroksilase).

-Monosodium Glutamat: Dapat menyebabkan reaksi alergi. Bertanggung jawab terhadap sakit kepala, sakit dada, pusing, depresi dan perubahan suasana hati. Zat ini adalah racun saraf.

-Rasa Buatan: Berhubungan degan reaksi berbagai perilaku dan alergi.
Garam: asupan garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

-Olestra (Lemak Buatan): Dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan diare.
 

Bahan tambahan dalam makanan di atas dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, bisa dalam takaran yang wajar dan juga bisa terlalu berlebihan. Dan yang lebih parah lagi adalah yang seharusnya bukan bahan kimia tambahan makanan di tambahkan ke dalam bahan makanan, seperti formalin (bahan kimia dalam indusri kayu lapis, pengawet mayat), Borak (Bahan pengawet kayu, antiseptic pengontrol kecoa). yang seharusnya tidak sangat pantas untuk makanan.

Maka dari itu berhati-hatilah menjaga kesehatan Anda dan keluarga Anda, hindari berbagai bahan kimia dalam makanan yang di sebutkan di atas, termasuk yang paling berbahaya bahan kimia yang seharusnya bukan untuk makanan menjadi bahan kimia makanan seperti formalin, borak, kimia pewarna pakaian. 

Memang sedikit sulit untuk menghindari bahan tambahan dalam makanan, terutama untuk membedakan tahu berfromalin maupun tidak, tapi tak ada salahnya Anda untuk belajar mengetahui atau Anda dapat berlangganan membeli terhadap orang terpercaya dan jujur. Demikian postingan saya kali ini semoga bermanfaat untuk kita semua.

Rabu, 21 Maret 2012

Kita Butuh Simbiosis Mutualisme dalam Bekerja


(Sumber gambar : http://magicalstringcamp.blogspot.com/)

Simbiosis mutuaisme jika diartikan adalah hubungan sesama makhluk hidup yang slaling menguntungkan. Di lingkungan pekerjaan sendiri hal ini sangatlah dibutuhkan untuk menjalin kerjasama dan realitionship yang baik antar pekerja lainnya. Bergelut dengan lingkungan kerjaan sudah sepantasanya kita mengenal karakter rekan kerja kita masing-masing. Bersosialisasi ialah kata kunci yang harusnya dipahami dalam dunia pekerjaan. Tidak ada alasan untuk tidak saling peduli dengan keadaan satu sama lain, sedangkan bekerja dalam satu organsasi adalah kerja sama satu team yang solid.
Ketika kita masuk di dalam sebuah dunia kerja, sangatlah berbeda dari lingkungan sekolah atau kampus tempat kita menuntut ilmu. Jika di perkuliahan kita hanya belajar teorinya saja, saat ini bukan hanya teori melainkan praktek langsung. Menjalin realitionship yang baik antara pekerja lainnya memang sangatlah dibutuhkan, karena bekerja bukan hanya mengadalkan kemampuan kita saja dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan sebagaimana hal itu sudah menjadi tanggung jawab rutin kita sehari-hari.  Akan tetapi faktor keberhasilan tersebut ditentukan oleh menjalin hubungan sosial yang baik terhadap sesama rekan kerja lainnya. 
 (Sumber gambar: http://flashious.com/management/teamwork-efficiently/#)

Usia mempengaruhi
Kadang seringkali kita menemukan karakter yang berbeda-beda dengan usia yang berbeda-beda pula. Sisi emosional karyawan yang baru memasuki dunia kerja mungkin masih dibilang tidak stabil karena mereka baru pertama kali mengalami tekan berbeda dengan mereka yang sudah memiliki pengalman sebelumnya. Karyawan saperti ini sangat butuh pengalaman, karena bekerja pun melatih kuatnya mental kita meghadapi tekanan dari berbagai sisi.
Bergaul dengan mereka dengan usia terpaut jauh lebih tua  membuat kita lebih banyak belajar. Belajar dari mereka yang tentunya memiliki pegalaman lebih banyak akan membuat kita mulai terbiasa dan tumbuh secara dewasa dalam bersikap. Berbeda halnya dengan mereka yang usianya sejajar dengan kita, rasa egoistis akan masih terlihat di masing-masing. Tapi satu hal lagi yang perlu diingat usia bukanlah landasan utama seseorang mampu bersikap dewasa, tapi pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan kita arti kedewasaan.
Saling Peduli
Saling peduli itu mungkin sulit apalagi jika kita selalu memandang teman kita adalah pesaing untuk kita. Tempat bekerja bisa dikatakan rumah  kedua, jadi pintar-pintarlah untuk saling peduli dan empati terhadap sesama. Di luar perusahaan lain masih banyak pengalaman relationship yang lain yang bisa kita dapatkan dengan karakter orang yang berbeda-beda. Kalau kita tidak bisa peduli dengan keadaan sesama jangan harap kita bisa berkembang disebuah perusahaan baru nantinya.
Kelebihan VS Kelemahan
Setiap sisi manusia pasti memiliki sisi kelebihan dan kekurangan masing-masing yang tidak bisa ditolerir lagi. Poinnya kita harus sadar dimana letak kemampuan kita dan dimana letak kelemahan kita. Itu sebabnya di perusahaan berlaku adanya simbiosis mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain. Kita harus yakin dengan  kemampuan orang lain tanpa mencap dia “Bodoh” atau tidak percaya dengan kemampuan seseorang.
 (Sumber gambar: http://musikeksis.blogspot.com/)

Karena tidak ada satu orangpun yang bisa bekerja sendiri, ia pasti membutuhkan bantuan orang lainnya. Seperti senar gitar, jika hanya ada satu senar tidak akan menghasilkan suara iringan musik merdu yang dihasilkan gitar, karena satu senar saling mempengaruhi terhadap senar lainnya. Seperti itulah kita saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain.