Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Kenapa ini harus di bahas? karena untuk menjadikan gaya hidup yang sehat, Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.
Informasi di atas telah lama beredar di dunia maya sejak awal tahun 2000an. Biasanya muncul bersama dengan info mengenai racun udang-vitamin C dan mie instan berlapis lilin. Hinggga saat ini pun masih banyak situs-situs yang mengutipnya. Memang setelah dibaca sekilas seperti terlihat masuk akal, namun bagaimanakah sebenarnya yang terjadi? Mari kita bahas.
- Sate mengandung zat karsinogenik.
PAH merupakan kelompok senyawa yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dari zat-zat anorganik (arang, minyak dan gas) serta zat organik seperti tembakau. Dalam daging yang dipanggang, PAH terbentuk saat lemak daging menetes ke atas arang, kemudian menyatu dalam asap dan melekat dalam makanan tersebut. PAH juga dapat terbentuk langsung saat daging yang dipanggang terlalu gosong sehingga teksturnya menjadi seperti arang.
HCA terbentuk ketika asam amino (unsur pembangun utama dari protein) dan kreatin (senyawa yang terdapat di jaringan otot) bereaksi pada suhu tinggi. Ada 4 hal yang berpengaruh terhadap pembentukan HCA, yaitu: jenis makanan, suhu, waktu, dan cara memasak. Daging yang dimasak menghasilkan HCA lebih banyak dari sumber protein lain (telur, susu, tahu dan daging jeroan seperti hati) yang mengandung sedikit HCA atau tidak sama sekali. HCA juga ditemukan dalam jumlah paling besar pada daging yang digoreng dan dipanggang langsung di atas api karena melibatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan HCA. Daging yang dipanggang dalam oven menghasilkan HCA lebih sedikit karena suhu yang digunakannya lebih rendah. Daging yang direbus dalam suhu kurang dari 100oC menghasilkan zat ini lebih sedikit lagi. Selain itu, waktu memasak yang lebih lama juga akan menghasilkan HCA lebih banyak.
Jadi, apakah sate mengandung zat karsinogenik? YA.
- Timun mengandung zat antikarsinogenik.
Jadi, apakah timun mengandung zat yang berpotensi sebagai antikarsinogenik? YA.
- Makan timun setelah makan sate.
Berbagai penelitian memang menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi sayuran dan buah-buahan dengan penurunan risiko terjadinya kanker. Data yang diperoleh kebanyakan berasal dari penelitian epidemiologis yang mencari hubungan antara banyaknya kejadian kanker dengan konsumsi makanan. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan risiko terkena kanker.
Saran untuk mengkonsumsi timun setelah makan sate untuk mengurangi resiko kanker masih perlu dipertanyakan apabila dilihat dari hal berikut:
1. Timun yang diberikan oleh penjual sate biasanya hanya beberapa potongan saja. Meskipun tidak ada data pasti mengenai seberapa banyak timun yang harus dimakan, namun untuk bisa melenyapkan rasa khawatir terkena kanker akibat sate, jumlah tersebut mungkin masih kurang. Dalam hal ini, kita bermain dengan risiko. Secara logika, resiko kanker berbanding terbalik dengan konsumsi timun. Artinya, makin banyak konsumsi timun, risiko kanker akibat sate akan makin sedikit. Selain itu, jumlah sate yang dimakan juga berpengaruh terhadap paparan zat-zat karsinogenik yang akhirnya berpengaruh pula terhadap risiko terkena kanker. Namun tentunya, hal tersebut membutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi.
2. Apabila timun tersebut diberikan dalam bentuk acar/asinan, maka yang mungkin terjadi malah kebalikan dari yang diharapkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa acar/asinan buah-buahan memiliki hubungan positif dengan risiko terkena kanker, Alih-alih melindungi dari kanker, acar timun malah manambah faktor risiko kanker.
3. Timun hanyalah salah satu dari berbagai jenis sayuran yang mengandung zat antikanker. Masih banyak sayuran lain yang lebih populer dalam menurunkan risiko terkena kanker. Mengapa harus timun?
referensi :